eMaritim.com 21 April 2019
Inilah Srikandi Pelaut Indonesia pertama. Seorang wanita yang hadir didalam dunia machoisme dimana kaum laki-laki pun masih harus befikir berkali-kali sebelum berani memutuskan untuk berprofesi sebagai pelaut. Masa dimana negara sedang dilanda pemberontakan G30S PKI pada tahun 1965.
Terakhir kali eMaritim.com bertemu muka secara langsung dengan Capt Kartini adalah saat menghadiri reuni alumni AIP angkatan 12 di Jakarta pada 25 Agustus 2018. Diantara para ikon dunia kepelautan seperti Bapak Masli Mulia (Direktur Utama Samudra Indonesia tbk), Capt. Albert Lapian (Direktur Stimar AMI), Capt Syariful Lubis (Branch Chairman Nautical Institute Indonesia) dan rekan-rekan seangkatannya yang rata-rata berusia 73-75 tahun saat ini, Capt Kartini tampak sangat sehat dan aktif diantara rekan-rekannya saat itu.
Kerasnya pendidikan yang menerapkan aturan semi militer bukanlah kendala dan itu dilewati tanpa harus mendapatkan dispensasi kemudahan dari sekolah. Karena sejatinya dasar pendidikan semua sekolah pelayaran di Indonesia adalah seperti itu, sebagai bagian dari kurikulum yang mendesain mereka untuk selalu siap jika dijadikan bagian dari angkatan perang negara di laut.
(Sumber Istimewa)
Darma Bakti Captain Entin Kartini tidak terbatas hanya di saat usia produkttif saja. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, wanita kelahiran 25 Desember 1946 ini tetap aktif sebagai pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Akademi Maritim Djadayat, ITL Trisakti dan di beberapa tempat mengajar short course untuk pelaut.
Jadi siapakah yang pantas menyandang gelar Srikandi Pelaut Indonesia? Capt. Kartini sudah melakoni dunia pelayaran Indonesia selama 53 tahun, dan akan tetap mengabdikan hidupnya untuk profesi yang dicintainya. Selamat Hari Kartini untuk Capt Kartini yang tehormat, dan para wanita hebat lainnya di dunia maritim. (zah)